Nusantara Satu-Puluhan atlet dari berbagai Cabang Olahraga yang tergabung dalam Forum Insan Olahraga Sumatera Selatan (Sumsel) mendatangi di Kantor Gubernur Sumatera Selatan, Rabu (16/01).
Aksi demai yang digelar dihalaman kantor Gubernur Sumsel tersebut disebabkan sulitnya masuk area jsc yang menggunakan biaya tarif masuk JSC dan penggembokan yang dilakukan oleh pihak PT. JSC terhadap fasilitas sarana Venue di Jakabaring Sport Center (JSC) terhadap para atlet yang ingin melakukan latihan.
Koordinator Forum Insan Olahraga Sumsel Suparman Romans, mengatakan, bahwa kedatangan mereka mengadakan aksi demo di kantor Gubernur Sumsel ini adalah untuk menyalurkan beberapa aspirasi. Di antaranya melakukan protes keras atas tindakan penggembokan yang dilakukan pihak PT. JSC tanpa mempertimbangkan kepentingan atlet di Sumsel yang selama ini menggunakan fasilitas dan sarana venue di JSC serta adanya pengenaan tarif masuk bagi atlet yang ingin melakukan latihan.
“Kami memprotes keras pihak PT.JSC yang telah mencampur adukan kepentingan bisnis dengan kepentingan pembinaan atlet karena alasan penggembokan adalah karena hutang KONI Sumsel yang belum dibayar sebesar Rp1 miliar,”katanya.
Menurutnya, selaku insan olahraga mereka juga meminta Pemprov Sumsel, DPRD Sumsel, KONI Sumsel, PT JSC, PSCC, dan insan olahraga yang diwakili cabor-cabor untuk melakukan re-negosiasi dan re-komitmen terhadap penggunaan fasilitas venue yang dikelola, baik oleh PT. JSC, PSCC termasuk aturan mengenai beban biaya pemakaian yang tidak lagi berpihak pada kepentingan pembinaan prestasi atlet.
“Kami minta ada pemilahan yang jelas dan tegas terhadap biaya pemakaian venues, mana yang untuk kepentingan bisnis dan kepentingan pembinaan atlet,”ungkapnya.
Selain itu juga Suparman Romans menyampaikankan bahwa insan olahraga menuntut hak atlet yang hilang dengan pengambil alihan pengelolaan gedung PSCC (Ex Sporthall).
“PSCC yang dulu menjadi sumber pencetakan atelit-atelit berprestasi sekarang semata-mata hanya diperuntukan untuk kepentingan bisnis pihak pengelola, bahkan lebih banyak diperuntukan untuk kegiatan non-olaraga. Atlet-atlet itu adalah pejuang yang harus dihargai dan diperhatikan demi terciptanya peningkatan prestasi olahraga, maka dari itu kita meminta agar diadakan musyawarah bersama,”katanya.
Aksi damai tersebut diterima langsung oleh Gubernur Sumsel H Herman Deru. Bahkan dengan respon yang cepat mantan Bupati OKU tersebut langsung menelpon Direktur PT. JSC Meina Fatriani Paloh agar memberikan keringanan kepada atlet yang berlatih di JSC.
“Meina, saya sedang didatangi atelit jadi sore ini atelit yang mau masuk kasih lewat, besok saya minta untuk list nanti dibuatkan kartu pass,” kata Deru dalam percakapan singkat melalui handphone seluler.
Kepada wartawan Deru menyampaikan, akan segera mengatur regulasi agar para atelit bisa kembali latihan dan tidak diberatkan dengan biaya sewa dan pungutan parkir saat masuk JSC. Kita clear kan dulu yang hari ini. Saya sudah telpon Dirut JSC, hari ini para atelit silahkan latihan di JSC. Tapi saya minta dikoordinir.
“Mengenai kelanjutan penggunaan venue dan parkir di JSC yang dikeluhkan atelit, Gubernur meminta agar segera dibuatkan daftar list. Dari daftar list atelit dan pelatih itulah akan dibuatkan pass card agar para atelit tak lagi terbebani tiket saat hendak masuk untuk latihan. Saya minta daftarnya besok, karena akan kita buatkan stempel. Melakukan pembinaan saja kita sanggup apalagi hanya soal parkir seperti ini. Cuma itu tadi harus ada daftarnya jangan sampai yang bukan atlet juga ikut. Saya akan minta Kadispora urus ini,”ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, terkait kedatangan para atelit ini dirinya justru berterimakasih. Karena dari pertemuan ini ia jadi tahu masalah yang terjadi.Menurut orang nomor satu di Sumsel ini sejak dilantik 1 Oktober lalu ia memang telah berencana untuk menyelesaikan berbagai persoalan di Sumsel termasuk soal pengelolaan JSC. Ia pun meminta para atelit bersabar karena ia sudah menjadwalkan paling lambat Februari mendatang untuk mengclearkan masalah tersebut.
“Sejak masuk menjadi gubernur saya langsung mengatur APBD dan lain-lain. Tapi aku memang nak bertahap nyelesaike ini termasuk jugo PSCC, soal birokrasi, harga dan lainnya. Insya Allah kito obrolke Februari. Menurutnya sharing atau diskusi yang dilakukan tak perlu terlalu formil, bisa di Griya Agung atau bahkan di warung. Nanti akan kita bahas persoalan secara umum. Kita ini jangan hanya jadi daerah penyelenggara tapi daerah yang penuh prestasi,” ujarnya. (M. Akip)