Nusantara Satu-Kompetisi Student Online Competation Jenjang SMA / SMK tingkat Kota Palembang, menggelar kompetisi yang diikuti 301 Siswa dari 31 SMA dan SMK. Kegiatan ini di gelar di Gedung Aula SMA Negeri 17, Palembang, Selasa (12/3).
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Widodo, M. Pd, mengatakan, kompetisi ini sebelumnya pernah dilaksanakan pada 2012, untuk melaksanakan ujian secara online.
“Saya minta supaya kompetisi ini dapat membenih dan menyemai bukan untuk memetik hasilnya saat seperti ini. Prosesnya harus digital yang belajar secara online. Latihan dan materi yang memakai sistem Online perlu untuk disiapkan,”ungkapnya.
Widodo menuturkan, gurunya pun harus disiapkan. Sekarang, sudah ada praktek seperti ini namun gurunya kebanyakan belum siap atau tidak cocok. Kedepan harus ada upaya edukasi guru agar familiar menggunakan online. Diantaranya mengadakan pelatihan seperti aplikasi agar dapat digunakan.
“Program ini baru dilaksanakan di Palembang. Diharapkan bisa sampai ke Sumsel. Kalau sudah terjadi di Sumsel seperti ini, kemungkinan anak-anak akan demam online. Karena sudah terbiasa, namun hanya belum terformalisasi sejauh ini.Mari dukung anak-anak dengan memanfaatkan waktu yang ada, menggali hal-hal positif yang dipergunakan untuk mereka atau belajar mencari pengetahuan yang banyak,” katanya.
Sementara itu, Ketua komisi V DPRD Provinsi Sumse,l Fahlevi Maizano, mengatakan, dirinya sangat mendukung kegiatan berbasis online seperti ini. Karena mau tidak mau ITE tidak bisa dihindari, tinggal bagaimana cara untuk menggunakan dengan cara yang bijak.
“Kalau dilihat sisi negatif memang, tapi jika dilihat positif itu lebih banyak, tinggal bagi membentuk dan menggunakan teknologi lebih bijak. Kompetisi ini sangat mendukung, karena terus menghindari dari dunia yang semakin maju, belajarpun kerap untuk menggunakan online. Semakin banyak anak berkompetisi, semakin banyak anak yang menggunakan sistem online. Berarti lebih memacu mereka untuk berkompetisi dengan cara online. Sehingga, menutup kemungkinan tidak ada lagi terpikir untuk hal yang negatif,” ungkapnya.
Terkait ITE, lanjutnya, untuk meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana, ada dua yakni, Pertama, mendidik anak dengan karakter building atau membentuk karakter, Kedua, kapasitas guru atau building harus ditingkatkan.
“Teknologi semakin maju. Kalau gurunya dapat dibekali dengan teknologi yang bisa menjadi persoalan. Guru harus meningkatkan kapasitas, mereka mampu dan pintar, tetapi apabila dihadapkan dengan ITE mereka harus menghadapinya,” katanya.
CEO Student Online Competation, Danu Saputra, menambahkan, kegitan ini Olimpiade berbasis online dengan menggunakan android. SOC ini dimulai dari tingkat sekolah dan kabupaten dan kota.
“Dalam kegiatan hari ini, ada 31 sekolah yang mengutus 31 siswanya diikuti 301 siswa. SOC ini terdiri dari Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan Matematika. Solnya penalaran tingkat tingkat diatas UN atau standar Olimpiade,” ujarnya. (M. Akip / Marzuki)