Nusantara Satu-Rektor Universitas Sriwijaya, Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE, menegaskan Perguruan Tinggi termasuk Unsri tidak pernah mengkoordinir mahasiswa untuk berdemo. Pasalnya, Anis Saggaf sudah mengeluarkan surat edaran terkait mahasiswa tidak boleh libur dengan alasan ikut demo.
Hal tersebut diungkapkan Anis Saggaf saat diwawancarai di acara sosialisasi aplikasi Lapor Goes To Campus di Graha Unsri, Jumat (27/9/2019).
Anis Saggaf mengatakan, dirinya ingin mahasiswa ini smart, beretika, bermoral dan memiliki tata krama. Jadi kalau ada yang menghimbau untuk melakukan kumpul masa, itu jangan ikut-ikutan karena bikin aparat kewalahan.
“Saya menghimbau mahasiswa agar menyampaikan aspirasinya dengan cara yang baik. Tulis apa saja yang menjadi aspurasinya, sampaikan ke lembaga berwenang,”imbuhnya.
Ketika ditanya apakah sudah membuat surat edaran, Anis mengungkapkan, dirinya sudah membuat suray edaran terkait kampus tidak boleh diliburkan.
“Mahasiswa tidak boleh libur, itu wewenang Menteri dan Rektor untuk meliburkan. Dan itu tidak boleh dilakukan kecuali ada bencana alam. Surat edaran itu berlaku terus menerus,”ucapnya.
“Jadi mahasiswa yang berdemo itu ikut atas nama organisasi mahasiswa. Tapi kuliah tetap jalan terus,” tambahnya.
Menurutnya, Perguruan Tinggi tidak boleh dieksploitasi. Karena Perguruan Tinggi adalah lembaga pendidikan, jadi menyampaikan aspirasi dengan cara terdidik.
“Mengenai gerakan moral silahkan ikut sendiri. Karena tidak pernah Perguruan Tinggi mengkoordinir. Se Indonesia, tidak ada Perguruan Tinggi yang mengkoordinir mahasiswa demo,”tegasnya.
Ketika disinggung terkait sanksi bagi mahasiswa yang ikut demo, Anis mengungkapkan, bagi mahasiswa yang ikut demo, itu berada diluar kampus. Jadi apapun yang terjadi itu tanggung jawab sendiri.
“Yang tidak boleh itu penggiringan adik-adiknya tingkatnya atau memaksa untuk demk. Itu jelas ada mekanisme sanksinya,”pungkasnya. (Akip)