Nusantara Satu-Kondisi perekonomian masyarakat nelayan di Kabupaten Kotabaru terpuruk akibat cuaca buruk berlangsung cukup lama yang menyebabkan nelayan tidak bisa melaut. Hal ini berpengaruh pada banyaknya anak nelayan usia sekolah yang terpaksa tidak melanjutkan sekolah.
Seperti penuturan Nahriah warga kampung nelayan Desa Rampa, Kotabaru, yang mengaku kesulitan membiayai anaknya bernama Ira untuk melanjutkan sekolah ke jenjang SMP setelah lulus SD, Sabtu (13/7).
“Saya sebenarnya ingin Ira tetap sekolah, tapi kami tidak punya biaya. Sedangkan bapaknya sudah satu bulan lebih sejak Ramadhan tidak melaut, cuaca sedang tidak baik,” cerita Nahriah.
Menurut Nahriah, perlu biaya Rp700 ribu hingga Rp1,5 juta untuk mendaftar SMP. Keinginan kuat Ira untuk melanjutkan sekolah terhalang ketiadaan biaya orang tuanya. Nama lengkap bocah itu, Ria Ira Wati. Ia adalah salah satu anak Desa Rampa, Kecamatan Pulau Laut Utara, yang tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi.
Kehidupan nelayan di Desa Rampa memang cenderung memprihatinkan. Banyak dari mereka yang terlilit hutang karena hasil laut yang tak tentu. Akibatnya, anak-anak mereka terpaksa putus sekolah karena keluarga tidak memiliki biaya.
Sejak April 2019, Masyarakat Relawan Indonesia dan Aksi Cepat Tanggap (MRI-ACT) Kalsel melakukan pendampingan anak-anak Desa Rampa Rumah Belajar. Setiap pekan, para relawan melakukan pendampingan belajar kepada sekitar 40 orang anak nelayan.
Keinginan Ira melanjutkan sekolah ini disampaikan kepada Founder Rumah Belajar Desa Rampa Wahyuningsih dan Masyarakat Relawan Indonesia Kotabaru.
“Kebanyakan anak laki-laki membantu orang tua bekerja ke laut. Yang perempuan kebanyakan dinikahkan, meski usia mereka masih sangat muda,” ungkap Wahyuningsih.
ACT Kalsel berikhtiar membantu sejumlah anak nelayan tersebut. Saat ini, Ira menjadi anak didik yang diikhtiarkan melanjutkan sekolah dan didaftarkan ke SMP.
“Alhamdulillah melalui Rumah Belajar, kami bisa menjaga semangat anak-anak di sana untuk terus menggantungkan cita setinggi-tingginya,” jelas Ketua MRI Kotabaru Hamas Al Qasam.
Hamas berharap puluhan anak yang saat ini mereka dampingi bisa mengenyam pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi. Selain membantu anak-anak agar tidak putus sekolah, ACT Kalsel juga akan membantu renovasi Rumah Belajar milik Wahyuningsih. (Media Indonesia / OL-5)