Beranda Ogan Komering Ilir OKI Jadi Percontohan Pencegahan Karhutbunla Berbasis Klaster

OKI Jadi Percontohan Pencegahan Karhutbunla Berbasis Klaster

409
0

Nusantara Satu-Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi percontohan (pilot project) pencegahan Karhutbunla dengan sistem klaster, Jumat (3/5).

Prabianto Mukti Wibowo, Asisten Deputi, Tata Kelola Kehutanan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, menyampaikan, pilot project di OKI menjadi percobaan penting apakah program itu dapat dijalankan di lapangan dan dapat menjadi solusi permanen pencegahan karhutla.

“Pemerintah ingin mengubah paradigma dari penanggulangan menjadi pencegahan karhutla karena biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih mahal jika karhutla sudah terjadi,”ungkapnya di Kantor Bupati OKI.

Prabianto, menuturkan, pencegahan Karhutla berbasis klaster ini mewajibkan perusahaan kehutanan dan perkebunan ikut bertanggung jawab mencegah Karhutla tidak hanya di wilayah konsesi, tetapi juga di luar konsesi pada radius 3-5 km.

“Setiap perusahaan menurut dia diwajibkan untuk menetapkan desa binaannya berdasarkan skala jarak, ring 1, ring 2, dan ring 3. Ring 1 adalah desa yang berada dalam kawasan konsesi atau langsung berbatasan dengan konsesi perusahaan. Ring 2 adalah desa-desa yang tidak langsung berbatasan dengan wilayah konsesi dan berjarak maksimal 3 km dari batas wilayah konsesi. Ring 3 adalah desa-desa yang tidak langsung berbatasan dengan wilayah konsesi dan berjarak 3-5 km dari batas wilayah konsesi,”katanya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten OKI, H. Husin, S. Pd, MM, mengatakan, program pencegahan karhutbunlah berbasis klaster di OKI mengikutsertakan 27 perusahaan pemegang konsesi, Pemegang izin usaha di bidang kehutanan dan perkebunan ini didorong untuk terlibat aktif membina masyarakat desa di sekitar konsesi, melakukan deteksi dini, dan juga pemadaman dini.

“Program ini juga diharapkan mampu mengedepankan proses perubahan perilaku masyarakat untuk dapat terlibat lebih aktif dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan,”katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten OKI, Listiadi Martin, S. Sos, M. Si, mengungkapkan, pihaknya juga sedang merumuskan regulasi yang bisa memperkuat program pencegahan karhutla berbasis klaster tersebut.

“Regulasinya bisa berupa peraturan pemerintah atau turunannya. Sedang kami rumuskan. Untuk status siaga pengendalian kebakaran kebun dan lahan (Dalkarhutlah) tahun 2019 menurut Listiadi sudah ditetapkan sejak 4 April hingga 31 Oktober 2019. Bersama stake holder terkait menurut Listiadi ada sebanyak 7 posko telah disiagakan pada 11 Kecamatan dan 6 desa rawan Karhutbunlah,”ujarnya. (Neng Isah)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini