Nusantara Satu-Kakanwil Kemenag Sumsel Dr. Drs. H. Mukhlisuddin SH, MA menyampaikan materi pada Bimbingan Teknis Penguatan Kompetensi Penceramah Agama Angkatan I di Hotel Beston Palembang, Senin (19/10). Pada kesempatan tersebut, Kakanwil menyampaikan sejumlah pedoman bagi para penceramah agar pesan mereka sampai ke masyarakat.
“Pertama adalah performance atau penampilan. Dai atau daiyah harus memperhatikan penampilan. Pakaian tidak mesti mahal, namun harus bersih dan rapi. Perhatikan performance saat tampil, apakah sudah tepat. Bagaimana orang mau mendengarkan atau ceramah kita masuk ke hati mereka kalau penampilan kita asal-asalan dan tidak meyakinkan,” tutur Mukhlisuddin.
Terkait materi ceramah, Mukhlisuddin berharap para penceramah bisa menyesuaikan dengan kondisi masyarakat. Isi ceramah harus menarik, mudah dipahami dan solutif.
“Masalah khilafiyah jangan dibawa ke ladang ceramah. Sampaikan hal-hal yang umum. Yang terpenting adalah bagaimana mengajak orang untuk beribadah dan taat kepada Allah SWT. Dai dan daiyah tidak boleh menjadi problem atau pembuat masalah, namun harus menjadi solusi atas masalah yang dialami masyarakat,” jelas Mukhlisuddin.
Tak kalah penting, lanjut Mukhlisuddin, para penceramah harus menyampaikan pesan-pesan yang menyejukkan umat. Penceramah adalah pengingat, penerang, dan penyejuk.
“Para penceramah harus bisa menyampaikan ajaran-ajaran agama dengan cara yang baik. Apa yang keluar dari lisan kita hendaknya kebaikan dan membuat orang bahagia. Tidak ada dalam ajaran agama menyengsarakan orang. Jangan sampai kita turun dari mimbar, orang malah pusing dan susah. Peganglah 5 S yaitu senyum, salam, sapa, sopan, dan santun,” pesan Mukhlisuddin.
Menurut Mukhlisuddin, tugas penceramah sangatlah mulia. Untuk itu, para penceramah hendaknya melaksanakan tugasnya dengan ikhlas.
“Jangan semata-mata mengharapkan honor. Ikhlaslah karena Allah SWT. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Insya Allah hidup kita akan menjadi berkah,” tuntas Mukhlisuddin.