Nusantara Satu-Acara Dies Natalies ke 37 Politeknik Negeri Sriwijaya tahun ini mengambil tema” Kreativitas dan Inovasi Teknologi Untuk Meningkatkan Sumber Daya Pendidikan Vokasi Yang Unggul di Era Revolusi Industri 4.0. Acara Sidang Senat Khusus Terbuka dihadiri oleh Direktur Politeknik Negeri Universitas Sriwijaya DR. ING. Ahmad Taqwa. MT, Ir. Hari Purwanto M. Sc. D. I. C Staf Ahli Menristek Dikti Bidang Infrastruktur dan segenap Dekan Polsri, Sabtu (2/11/2019).
Saat diwawancarai usai membuka Sidang Senat Khusus Terbuka Dies Natalis Ke-37 Tahun Politeknik Negeri Sriwijaya Direktur Politeknik Sriwijaya DR. ING. Ahmad Taqwa MT mengatakan, kegiatan ini sekaligus memang adalah suatu yang melekat didalam pendirian Lembaga Politeknik bahwa Orasi Ilmiah merupakan bagian dari kegiatan akademik, dalam meningkatkan pengembangan Program di Politeknik.
“Tahun ini kita mengajak pak Hari karena dibidang Infrastruktur, karena pak Hari adalah Staf Ahli dari Kementerian juga Nadin dan Bambang karena Menterinya terpisah 2 Otomatis kita punya 2 orang tua untuk dipendidikan ada Nadin kalau dibidang Penelitiannya ada Bambang jadi risteknya tetap ada didalam,” ujarnya.
Dia menjelaskan, untuk pengembangan tentang teknologi terutama di bidang infrastruktur dan pola kebutuhan kedepan seperti apa. Bahwa diprediksi dengan disaksi Revolusi Industri 4. 0 dan ada banyak pekerjaan yang hilang tetapi akan banyak lapangan pekerjaan yang baru timbul.
“Itu hanya bisa kita gapai kalau Sumber Daya Manusianya kita siapkan dan lingkupnya kedepa itu sudah tidak lagi seperti Pendidikan Konpensional jadi lebih kepada pola” bebernya
Taqwa menuturkan, untuk pola belajarnya harus ditopang keflexiblelannya mudah berubah berpindah tidak menetap pada satu tempat, kreatif dan inovatif.
Dia menjelaskan, Presiden memang sebelum pelantikan kita dikementerian sudah menyusun sebuah Grand desain Presiden minta dinaikan angka ATK dari 34,58% artinya dari semua rakyat kita yang berpotensi masuk Perguruan Tinggi itu sebanyak 100%. Ini hanya 34,58% saja yang bisa masuk perguruan tinggi,
“Nah itu minta ditingkatkan menuju angkanya 50%. Karena Korea sendiri sudah diatas 60% tetangga tetangga kita sudah tinggi, itu untuk menaikan ditambah lagi karena masih jomlahnya persentase mereka yang sekolah dibidang akademis yang dibentuk kompetensinya menjadi pemikir, pengembang, konseptor dan Ilmu Ilmu punda mental. Mengambila bidang S1 mereka itu angkanya 7,2 juta dari data yang ada dibanding mereka yang mengambil pendidikan yang berbasis keilmuan teknik,”ucap Taqwa.
Taqwa menuturkan, mahasiswa Indonesia berjumlah 8 juta . Yang S1 Pendidikan Akademis 720 ribunya bersekolah di Politeknik dari angka itu saja yang dipoliteknik mengcover paling banyak 250 ribuan itu di Politeknik Negeri. Polsri sendiri berkapasitas 12 ribu jadi angka inj diminta agar supaya naik menjadi dari 8 juta dari 50% itu prediksi kedepan 22 juta rakyat Indonesia yang masuk Perguruan Tinggi itu potensinya angkanya 50% berarti menjadi 11 juta. Jadi masih perlu 3 juta inj semua harua vokasi supaya membuat porsi dilapangan pekerjaan dengan benar,” pungkasnya. (Akip)