Nusantara Satu-The 6 th National Metting Indonesia Sociaty of Committee Abeshesiology for Pain Managemen. Saat ini, Sumsel kekurangan dokter Anastesi karena hanya berjumlah 43 orang. Acara ini digelar di Hotel Novotel. Jumat (22/3)
Prof. Dr. A. Husni Tanra. PhD, mengatakan, kegiatan ini terbesar selama pelaksanaan National Metting Indonesia Sociaty of Committee Abeshesiology for Pain Managemen. Pada era revolusi industri 4.0 teknologi sangat berperan. Tema yang kita ambil untuk keputusan memperkuat kerjasama seluruh dokter anastsei untuk nyeri.
“Semua orang ke dokter kadang hanya karena nyeri. Padahal ketika ada gejala kanker mereka tidak ke dokter. Itu perlu Endoskopi untuk tahu ganas atau tidak. Gejala awal kanker itu 95 nyeri. Itu peran dokter anastesi menghilangkan nyeri pada penderita kanker,”katanya.
Ketika ditanya jumlah dokter anastesi di Indonesia, lanjut, Husni, berjumlah 1.700 orang. Untuk di Sumsel jumlah dokter anastesi 43 orang.
“Jumlah itu sangat kurang. Idelanya jumlahnya diatas 100 orang. Jadi yang ada sekarang di Sumsel sangat kurang,” ungkapnya.
Dia menuturkan, proyek pemerintah adalah menurunkan kematian ibu dan anak. Padahal jumlah perawat, bidan sudah banyak.
“Jumlah kematian ibu dan anak masih tinggi. Karena jumlah dokter anastesi masih kurang. Kelebihn dokter anastesi bisa kasih udara di paru paru. Itu terjadi pada bayi yang baru lahir.Anak mati tidak bisa bernapas dan Ibu mengalami pendarahan. Kurangnya dokter anastesi ini karena peminatnya masih sedikit. Teknologi ini merubah peradaban. Nanti akan banyak dokter anatesi,” katanya.
Commitee, dr. Rizal Zainal. SPAn. KMNF. Ipm, mengatakan, acara ini adalah The 6 th National Metting Indonesia Sociaty of Committee Abeshesiology for Pain Managemen.
“Yang hadir dalam acara ini adalah yang ineteres pada penanganan nyeri yakni dokter anastesi. Kegiatan ini berkala setiap 2 tahun sekali.Peserta yang ikut seindonesia, sebagian besar dokter anastesi,” ungkapnya.
Untuk tema kegiatan ini, Rizal, menuturkan, ini berkaitan dengan akreditasi rumah sakit. Jadi yang hadir selain dokter anastesi, juga ada dokter umum, perawat.
“Kegiatan ini dari tanggal 19-23 Maret. Disini ada 300 peserta,” ujarnya. (M. Akip)