Nusantara Satu-Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir, dalam acara Rembuk Aksi Percepatan Penurunan Stunting yang mengambil tema “Dengan Rembuk Stunting Kita Tingkatkan, Kualitas Sumber Daya Manusia Yang Sehat dan Berprestasi” berkomitmen untuk menurunkan angka Stunting sesuai apa yang diharapkan oleh pemerintah.
Kegiatan Rembuk Stunting tersebut dihadiri, Wabup OKI, Komisi IV DPRD OKI, FKPD OKI, Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes RI, Ir. Doddy Izwardy, MA, Kadinkes Provinsi Sumsel Dra. Lesty Nurainy Apt.,M. Kes, Rektor UNISKI Kayuagung, Direktur RSUD Kayuagung, Ketua IDI, Ketua IAG OKI, Para Camat dan Kades Se Kab.OKI, Para Kepala Puskesmas Se Kab.OKI, Tokoh Agama, tokoh masyarakat dan lainnya.
Wabup OKI, H. Muhammad Djakfar Shodiq mengatakan, isu stunting ini menjadi perhatian khusus dari pemerintah karena Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang ditetapkan tingkat stunting-nya cukup tinggi yaitu hampir 9 juta anak mengalami gagal tumbuh atau stunting.
“Sekarang mari kita laksanakan intervensi stunting, ini merupakan salah satu pengabdian yang harus kita lakukan. Terkait komitmen ini, kami mengajak agar semua pejabat di OKI hingga Kepala Desa (Kades) terus menyuarakan intervensi stunting ini. Stunting ini selalu digemborkan dalam acara apapun, baik acara pernikahan, khitanan, hingga pengajian harus selalu digelorakan di wilayah masing-masing. Saya yakin ini bisa, karena mencegah Stunting itu sangat penting,’’ungkapnya.
Kadinkes OKI, HM Lubis SKM MKes mengatakan, Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan. Anak Stunting cenderung lebih kerdil dibanding anak seusianya.
Penyebab Stunting antara lain, praktek pengasuhan yang tidak baik, terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (Ante Natal Care), Post Natal dan pembelajaran dini yang kurang berkualitas, kurangnya akses ke makanan bergizi serta kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.
Lanjutnya, untuk menanggulangi Stunting ini lakukan beberapa upaya dengan melakukan “Intervensi Gizi Spesifik” seperti intervensi dengan sasaran ibu hamil, intervensi dengan sasaran ibu menyusui dan anak usia 0-6 bulan serta intervensi dengan sasaran ibu menyusui dan anak usia 7-23 bulan. ‘’Selain itu juga kita melakukan “Intervensi Gizi Sensitif” seperti, menyediakan dan memastikan akses pada air bersih dan sanitasi, melakukan fortifikasi bahan pangan, menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan KB, JKN, Jampersal, memberikan pendidikan pengasuhan pada Orang tua dan PAUD Universal, Pendidikan Gizi Masyarakat, edukasi kesehatan seksual dan reproduksi serta gizi pada remaja, menyediakan bantuan dan Jamsos bagi keluarga miskin serta meningkatkan Ketahanan pangan dan gizi,’’katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel Dra. Lesty Nurainy Apt MKes, dalam kesempatan tersebut mengatakan Hipertensi sejak dini juga bisa diakibatkan oleh Stunting, bukan hanya seseorang itu kerdil, namun pemikiran yang kurang juga Stunting.
Untuk mengatasi Stunting sejak dini diharapkan para tenaga kesehatan di Puskesmas maupun di posyandu-posyandu harus betul-betul bekerja dan mengetahui ibu-ibu hamil di wilayahnya. ‘’Untuk itu kita sepakat cegah Stunting dengan terpadu dan OPD terkait haruslah bersatu padu,’’ungkapnya.
Sementara itu, selaku narasumber dalam Rembuk Stunting tersebut, Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes RI, Ir. Doddy Izwardy, MA mengatakan, untuk menurunkan angka Stunting agar ibu hamil dapat sehat begitu juga calon bayinya. ‘’Agar anak tumbuh sehat dan cerdas maka harusnya memperhatikan pola makan, pola asih, air bersih dan sanitasi. Selain itu kita juga harus memperhatikan dan memberikan pengertian kepada remaja-remaja agar tidak menikah di usia 15-18 tahun karena bisa berpengaruh terhadap Stunting,’’ujarnya. (Neng Isah / Ukik)