Nusantara Satu-Setelah meletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan Markas Polres (Mapolres) Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) pada Jumat, (18/10) pagi.
Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H. Herman Deru melanjutkan lawatannya di Kabupaten Musirawas yang diawali dengan sholat jumat berjemaah di Masjid Nurussa’adah Desa Muara Kati Baru Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut Kabupaten Musi Rawas, Jumat (18/10) siang.
Dalam sambutannya dihadapan para jemaah sholat jumat di Masjid Nurussa’adah tersebut, H Herman Deru menegaskan, kegiatan safari jumat yang dilakoninya bukan hal yang baru melainkan telah menjadi agenda rutinnya sejak menjabat sebagai Bupati OKU Timur selama dua periode yakni dari tahun 2005 hingga 2015 silam.
Karena banyak hal yang didapat dari safari jumat tersebut, maka dirinya melanjutkan kegiatan tersebut sebagai agenda rutin ketika menjabat sebagai Gubernur Sumsel, bukan saja mendatangi masjid yang ada di perkotaan melainkan juga safari ke masjid ditengah perkampungan padat termasuk ke pelosok pedesaan.
“Ada banyak manfaat yang saya dapatkan dari melakukan safari jumat seperti ini, selain menjalin silaturahmi dengan jemaah juga menjadi ajang mendapatkan masukan terkait dengan kebutuhan masyarakat,” tegasnya mengawali sambutan usai mengelar sholat jumat berjemaah.
Herman Deru dikesempatan ini juga mengucapkan terimakasih atas kerja para tokoh agama dan tokoh masyarakat desa setempat yang dinilainya telah mampu melakukan pembinaan umat dengan baik, dibuktikan dengan terjaganya keharmoniskan dalam beragama dan masyarakat diwilayah sekitar.
“Saya melihat desa ini desa yang agamis, masyarakatnya terbuka dengan pendatang. Jaga persatuan dan kesatuan, termasuk juga keamanan tidak terganggu,” imbuhnya.
Lebih lanjut Herman Deru juga memberikan apresiasi atas didirikannya rumah Tahfidz di Masjid Nurussa’adah. Karena menurut dia program satu desa satu rumah trahfidz merupakan program Pemprov Sumsel dalam mencetak generasi yang faham agama mulai dari usia dini.
Dia juga meminta warga setempat untuk tetap mempertahankan kearifan lokal di tengah derasnya gempuran budaya luar yang saat ini nyaris sulit dibendung karena telah terbukanya semua akses informasi yang sulit dihindari.
“Saat ini kita berada dizaman serba canggih. Budaya luar bisa masuk dan mengancam budaya warisan nenek moyang kita. Untuk itu mari kita bersama-sama mempertahankan kekayaan budaya dan adat istiadat yang telah lama kita miliki selama ini. Jangan samapai hilang tergerus oleh kemajuan zaman,” tandas Herman Deru. (Akip)