Nusantara Satu-Ikatan Alumni Teknik Kimia (IATEK) Universitas Sriwijaya (Unsri), menggelar Fokus Grup Discussion (FGD) tentang Profil Profesional Mandiri Lulusan Teknik Kimia Unsri di Hotel Novotel, Sabtu (13/7).
Rektor Unsri, Prof. Dr. Ir. Anis Saggaf, mengatakan, IATEK Unsri yang sangat responsib dengan program yang buatnya dan dipaparkan saat visi dan misi Calon Rektor Unsri kemaren. Mereka mengadakan musyawarah untuk membawa Teknik Kimia ke internasional.
“Ini merupakan salah satu langkah Teknik Kimia dalam menuju internasionalisasi. Supaya Unsri semakin besar. Teknik ini ada dua Teknik Kimia dan Teknik Sipil yang siap untuk internasionalisasi,”ungkapnya.
Anis menjelaskan, salah satu langkah menuju internasionalisasi adalah dengan melakukan rehabilitasi kurikulum, sehingga disesuaikan dengan keperluan. Jadi kurikulum itu berbasis outcome, sehingga sarjana yang telah menyelesaikan pendidikannya dimanfaatkan orang atau membuka usaha sendiri. Selain itu, untuk menuju internasional wajib ada link alumni dan industri. Oleh sebab itu, mengundang stakeholder alumni dan stakeholer di dunia industri.
“Disini mereka memanggil stakeholder dari dunia industri tapi dari alumni. Sehingga dapat benang merahnya. Disini hadir ibu Ismayatun, pak Kemas Badarudin dan masih banyak lagi alumni yang bekerja di Pertamina, dan perusahaan BUMN lainnya. Banyak alumni berikan masukan. Ada alumni Pengusaha, bagaimana limbah jadi industri. Mudah-mudahn dengan adanya dua atau tiga ketemu kurikulumnya jadi. Akreditasinya internasional. Saya optimis Teknik Kimia dan Sipil bisa. Dan Prodi ini bisa menjadi contoh bagi Prodi lainnya,”katanya.
Lebih lanjut Anis menuturkan, pada tahun Unsri 2025 menuju jenjang awal World Cllas.
“Siapapun Rektornya 2025-2045, ketika 100 tahun Indonesia merdeka, Unsri harus sudah World Class. Saya bersyukur semua suport, termasuk dari Teknik Kimia, ” ucapnya.
Sementara itu, Ketua IKA Unsri Dr Agung Firman Sampurna SE MSi menambahkan, hal seperti ini harus dipikirkan, bagaimana bukan hanya pendidikan itu dari aspek prosesnya saja tapi setelah mahasiswa selesaikan pendidikannya.
“Ikatan alumni, punya peran dan peningkatan membuka link industri yang akan menggunakan komptensi atau kemampuan lulusan ini. Kita harus persiapkan sejak dini,”katanya.
Pasalnya, lanjut Agung, pada era revolusi industri 4.0, tidak hanya menuntut kemampuan dasar. Tapi juga kemampuan aplikasi, teknologi dan informasi.
“Itu perlu dijembatani. Sarana menggabungkan dunia akademik dan industri. Peran alumni, itu kita pengen jadi sarana mempertemukan seluruh alumni, memberikan infromasi. Saling menguatkan, memberikan manfaat kepada sesama alumni dan lulusan,”ujarnya. (Akip)