Nusantara Satu-Komunitas Bela Indonesia (KBI) Sumatera Selatan (Sumsel) mengadakan dialog kebangsaan dengan tema ‘Indonesia Pilih Pancasila’ dalam rangka turut mensosialisasikan Pemilu 2019 aman dan damai, Sabtu (16/3) di Graha Bina Praja, Sumsel.
Kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber, di antaranya perwakilan KPU Sumsel, Bapak Syamsul Alwi, S. Sos. I. M. Si. Kordiv Penyelesaian Sengketa BAWASLU Sumsel. Komandan Kodim 0418 / Palembang, Letkol Inf. Honi Havana, Ketua Kaukus Perempuan dan Politik Perempuan Indonesia, R.A. Anita Noeringhati, SH. MM. Pengamat Politik ,Dr. Zulfikri Suleman , Pengurus KBI Sumsel, Asep Burhanudin, M. Ag. Kepolisan Daerah Sumsel dan moderator, Penyiar dan Penulis oleh Fatkurahman AS.
Ketua pelaksana, Jeane Fitria, mewakili KBI Sumsel, mengajak semua kalangan masyarakat untuk menolak politik uang, berita Hoax, ujaran kebencian, konflik SARA dan kampanye hitam.
“Kami dari KBI Sumsel mengimbau dan mengajak semua kalangan masyarakat untuk saling menghargai perbedaan pilihan agar terjaganya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara,”katanya.
Sedangkan menurut Hardi, Koordinator KBI Sumsel, menambahkan, kegiatan ini merupakan program lanjutan pelatihan juru bicara pancasila.
“KBI Pusat yang mencetak 1000 jubir pancasila di 25 provinsi, dengan masing-masing 40 orang termasuk di Sumsel. Kegiatan ini sendiri dihadiri 300 peserta dari ragam suku,ras,agama, institusi, profesi, sekolah ,dan kampus serta Parpol di Palembang,” ungkapnya.
Wawan Setiawan sebagai salah satu jubir Pancasila mengakui bahwa peserta yang hadir sangat antusias dan melebihi perkiraan awal yang hanya 150-200 orang.
“Saya sangat bangga kepada anak muda Sumsel yang hari ini mau hadir dan berdialog terkait kondisi bangsa kita saat ini, terutama saat menjelang pemilu yang sedang hangat ini. Kondisi ini jangan menjadi pemecah belah kita. Hubungan pertemanan, persaudaraan yang sudah dirajut lama jangan sampai robek karena ajang lima tahunan ini. Berbeda pilihan itu wajar, hargai perbedaan, karena Tuhan menciptakan kita tidak sama, sebab Tuhan ingin kita bersatu dalam keberagaman,” ujarnya. (M. Akip)