Nusantara Satu-Kakanwil Kemenag Sumsel Dr. Drs. H. Mukhlisuddin SH, MA menjadi narasumber pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan Bank Syariah Mandiri secara virtual, Rabu (21/10) siang. Kegiatan ini disaksikan para Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota se-Sumsel serta jajaran Bank Mandiri Syariah di beberapa kabupaten/kota se-Sumsel.
Dalam kesempatan tersebut, Mukhlisuddin mengajak untuk senantiasa bersyukur kepada Allah SWT serta menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan.
“Allah selalu memberikan kepada kita hal-hal yang membawa kepada kebaikan, tidak pernah membawa kepada kemudaratan. Karenanya kita harus bersyukur. Kalau kita bersyukur, Allah akan menambah nikmat. Namun bila kita kufur atau ingkar, azab Allah sangat pedih,” jelasnya.
Mukhlisuddin menambahkan, Nabi Muhammad merupakan uswah atau teladan. Caranya berbicara adalah teladan, caranya berbuat adalah teladan, caranya dalam memimpin adalah panutan, dan caranya beribadah juga harus dicontoh.
“Ibadah itu umum. Bukan sekadar shalat, zakat, puasa, dan haji saja. Cara kita bermuamalah atau bertransaksi secara syariah juga merupakan bagian ibadah. Jadi, dalam bertransaksi di perbankan pun kita harus tetap melakukan sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulullah,” jelasnya.
Dia menuturkan, apapun yang dilakukan sesuai perintah Allah dan contoh Rasulullah akan bernilai ibadah. Segala aktivitas yang memberikan manfaat atau dampak positif bagi orang lain juga bernilai ibadah.
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Maka berlomba-lomba lah melakukan kebaikan. Dalam bertransaksi pun harus saling menguntungkan. Jangan sampai ada pihak yang dirugikan. Insya Allah keberkahan menghampiri kita,” terang Mukhlisuddin.
Selain sebagai uswah, lanjut Mukhlisuddin, Nabi Muhammad hadir sebagai penerang dan penyejuk. Nabi Muhammad juga merupakan rahmat bagi seluruh alam dan penyempurna ajaran agama terdahulu.
“Kalau ingin hidup senang dan bahagia, ikutilah perintah Allah, ikutilah perintah Rasulullah, dan beribadahlah ikhlas semata-mata karena Allah. Jangan sekali-kali melakukan perbuatan haram. Yang subhat saja tidak boleh, apalagi yang haram,” tuntasnya.